Cari Blog Ini

Minggu, 27 Juni 2010

bedah buku geografi tanah

Bedah Buku Geografi Tanah

Identitas buku:
- Judul Buku : Geografi Tanah
Suatu Tinjauan Teoritis, Metodologis, dan Aplikasi Proposal Penelitian
- Judul sub-bab : 3.2. Proses-Proses Pembentukan Tanah
- Penulis : - Dr. Dedi Hermon M.P
- Dr. Khairani, M.Pd
- Penerbit : Yayasan Jihadul Khair Center
- Cetakan ke- : 1 (satu)
- Tahun Terbit : 2009

Ringkasan:
3.2. Proses-Proses Pembentukan Tanah
Pelapukan merupakan penghancuran fisika dan kimia dari batu-batuan yang sudah berjalan sebelum proses pembentukan tanah berlangsung sampai tidak ada lagi bahan-bahan untuk dilapuk yang terjadi baik dibawah solum maupun didalam solum.
3.2.1. Dekomposisi
Dekomposisi atau pelapukan kimia berlangsung dalam kondisi tanah cukup air. Dekomposisi akan menyebabkan perubahan sebagian atan seluruh mineral menjadi mineral baru.
Dekomposisi oleh tumbuh-tumbuhan, didaerah perakaran proses pelapukan berlangsung cepat, hal ini disebabkan oleh adanya sexret akan bersifat masam.
Dekomposisi oleh mikroorganisme, metabolisme dari mikroorganisme menghasilkan karbondioksida, asam anorganik, dan asam organik. Mikroorganisme juga dapat mengadakan dekomposisi silikat, fosfat dan karbonat secara langsung.
Dekomposisi oleh hewan, sisa-sisa vertebrata akan menghasilkan karbondioksida, nitrat dan senyawa yang dapat mempercepat proses dekomposisi. Sehingga, terutama semut dan rayap mengangkut bahan organik kedalam tanah yang telah terbentuk dengan membuat liang-liang yang dapat meresapkan air dan udara kedalam tanah, sehingga akan mendukung proses dekomposisi. Cacing berfungsi untuk memisahkan butir-butir tanah yang halus dari bagian kasar dan mencampurkan dengan bahan organik tanah.
Dekomposisi Geokemik,
1) Oksidasi, merupakan berkurangnya elektron atau muatan negatif yang terjadi akibat perubahan oksigen kedalam tanah. Oksidasi selalu diikuti dengan penambahan volume, sehingga akan mempertinggi kepekaan bahan terhadap pelapukan lanjutanreaksi oksidasi di satu pihak danreduksi dipihak lain. Akibatnya menyebabkan warna tanah menjadi merah atau ditemukan bercak-bercak merah dalam tanah.
2) Reduksi, terjadi pada daerah atau tanh-tanah yang tergenang air atau pada tanah-tanah dengan tata udara yang buruk, persediaan oksigen rendah sedangkan kebutuhan organisme akan oksigen cukup tinggi.
3) Hidratasi, mineral yang terendam air. Akibat dari proses ini, mineral akan lunak dan larutnya makin tinggi, sehingga akan memperbesar kepekaan bahan induk terhadap proses pelapukan,
4) Hidrolisis, merupakan disosiasi molekul H2O menjadi H+ dan OH- sehingga akan menimbulkan reaksi asam (H+) atau basa (OH-) yang terjadi akibat kandungan air yang cukup dalam tanah
Dekomposisi hidrolisis selama beberapa penggantian ion alkali atau alkali tanah dalam lapisan kisi mineral oleh ion H+, sehingga akan menghasilkan pembentukan asam-alumino-silikat atau asam ferosilikat dan bebasnya hidroksida-alkali tanah. Hasil imum hidrolisis adalah desilifikasi, dealkalisasi, dan pembentukan senyawa baru.
Dekomposisi podemik, proses dekomposisi yang terjadi di dalam tubuh tanah adalah umumnya proses redox (reduksi-oksidasi) yang berlangsung secara bersamaan atau berganti-ganti.
3.2.2. Desintegrasi
Desintegrasi atau pelapukan fisika dapat disebabkan oleh pengaruh temperatur, air, dingin, cuaca, dan glacier. Desintegrasi adalah proses mekanik, dimana batuan-batuan massif (tidak lepas) pecah menjadi fragmen-fragmen yang berukuran kecil tanpa adanya perubahan sifat kimia.
Desintegrasi akibat temperatur, batuan tersusun atas berbagai mineral yang mempunyai koefisien expasi dan kontraksi berlainan, maka fluktuasi temperatur menyebabkan pecahnya batuan menjadi butir-butir mineral tunggal. Isolasi dari matahari akan menyebabkan terjadinya fluktuasi temperatur pada siang hari dan malam hari.
Desintegrasi akibat air, makin cepat air mengalir makin besar pula daya angkutnya, sadengkan makin miring permukaan tanah makin cepat air mengalir sehingga menibulkan proses pengikisan pada batuan.
Desintegrasi akibat aingin, angin dalam kecepatan besarmampu mengangkut batuan dan selanjutnya bahan yang diangkutnya sanggup pula mengikis dan memecahkan batuan. Proses desintegrasi ini merupakan akibat perbedaan temperatur, maka proses ini banyak terjadi didaerah kering (gurun pasir).
Desintegrasi akibat cuaca yang membekukan, terjadi bila temperatur mencapai titik beku sedangkan batuan juga mengandung air, sehingga terjadi proses pembekuan air dalam batuan. Syarat utama terjadinya desintegrasi ini adalah adanya retakan-retakan dalam batuan yang dapat mengabsorbsi air.
Desintegrasi oleh makhluk hidup, pertumbuhan akar akan mengadakan tekanan yang kuat, sehingga dapat memecahkan batuan yang disusupi oleh akar tersebut diikuti oleh proses dekomposisiakibat keluarnya excret-excret tertentu dari akar, umumnya terjadi di daerah tropika basah , disebut dengan altemsi.

Kelebihan buku:
1. Setiap penjelasan yang diberikan diperjelas dengan contoh.
2. Penjelasan dilengkapi dengan skema pelapukan bahan.
3. Bahasa yang digunakan ringkas dan langsung pada pokok penjelasan.
Kelemahan buku:
1. Hanya menguraikan pelapukan secara umum.
2. Tidak menjelaskan kelanjutan proses pembentukan tanah setelah pelapukan.

Buku Pembanding

- Judul buku : Ilmu Tanah
- Penulis : Prof. Dr. Ir. H Sarwono Hardjowigeno M.Sc
- Penerbit : CV Akademika Pressindo
- Tahun terbit : 2005
- Cetakan ke- : 5 (lima)

Selasa, 08 Juni 2010

laporan hasil observasi fisik angkatan 2009

LAPORAN OBSERVASI FISIK DI DAERAH KAMBANG
KECAMATAN LENGAYANG
KABUPATEN PESISIR SELATAN






Dosen Pembimbing:
Febriandi

Disusun Oleh :
Hani Maryani 13180
Venny Septeni 13134
Lusy Agusyafarianti 13136
Dewi Suryani 13178
Melly Juna Setri 13164
Irma 13172
Putri Muhaiminah A 13176
Hilda Safitri 13160
Sesra Yusti 13168
Amelia Yudestri 13158
Darul Hasanah 13166
Rahmad Safardinus 13170
Megawati 13162

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010








KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala Puji bagi Allah yang telah menciptakan bumi dan isinya yang melimpah ruah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan observasi yang berjudul “Laporan Observasi Fisik di Daerah Kambang Kecematan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan” ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan kritik dan saran serta masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam memperdalam pengetahuan tentang bentukan lahan yang ada di kecamatan Lengayang, khususnya kampong Koto Baru. Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya laporan ini. Penulis berharap, semoga laporan ini akan dapat mencapai tujuan dan dapat memberikan sumbangan ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan mahasiswa lainnya. Demikianlah penulis ucapkan terimakasih.
Wassalam

Tim Penulis






DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Metode Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Tinjauan Pustaka 3
1.2 Hasil Observasi 13
1.2.1 Angket 13
1.2.2 Penjelasan Angket 20
BAB III KESIMPULAN 24
DAFTAR PUSTAKA 25









BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan suatu mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa goegrafi minimal 3 kali selama kuliah S1 di jurusan Geografi, FIS, Universitas Negeri Padang. Pelaksanaan KKL ini dilaksanakan dibawah bimbingan dosen pembimbing jurusan geografi universitas negeri padang. Untuk tahun pertama, KKL ini hanya melakukan observasi (pengamatan). Dalam pelaksanaannya observasi ini terbagi dua, yaitu observasi fisis dan observasi social.
Observasi fisis adalah pengamatan yang dilakukan oleh pengamat terhadap alam untuk memperoleh suatu data yang mencakup semua bidang ilmu geografi fisis seperti geologi, geomorfologi, geografi tanah, klimatologi, hidrologi serta lahan/penutup lahan dan diterapkan secara interdisiplinir (penggabungan dari masing-masing disiplin ilmu) sesuai dengan topic yang menjadi kajian geografi fisis pada KKL tersebut.
Tujuan dari observasi fisis yang dilakukan dalam kegiatan KKL ini adalah untuk pengaplikasian materi yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa di bangku perkuliahan (in door).
Dari uraian tersebut, maka penulis ingin mengajak pembaca untuk mengetahui lebih lanjut mengenai materi dan hasil dari observasi yang telah dilakukan penulis dalam pelaksanaan observasi yang dilakukan pada kegiatan KKL pada hari jum’at, tanggal 7 Mei 2010 yang lalu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bentukan lahan apa saja yang terdapat di kampong Koto Baru, Kanagarian kambang, kecamatan lengayang?
2. Bagaimana kenampakan geomorfologi di masing-masing bentuk lahan tersebut?
3. Bagaimanakah kenampakan geologi di masing-masing bentukan lahan tersebut?
4. Bagaimanakah singkapan batuan pada masing-masing bentukan lahan tersebut?
5. Bagaimanakah kenampakan tanah, hidrologi dan vegetasi pada masing-masing bentukan lahan tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentukan lahan apa saja yang terdapat di kampong Koto Baru, Kanagarian kambang, kecamatan lengayang.
2. Untuk mengetahui bagaimana kenampakan geomorfologi di masing-masing bentuk lahan tersebut.
3. Untuk mengetahui bagaimana saja kenampakan geologi di masing-masing bentukan lahan tersebut.
4. Untuk mengetahui bagaimanak saja singkapan batuan pada masing-masing bentukan lahan tersebut.
5. Untuk mengetahui bagaimana saja kenampakan tanah, hidrologi dan vegetasi pada masing-masing bentukan lahan tersebut.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1. Studi pustaka (memperoleh informasi dari buku dan internet).
2. Observasi


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka
Deskripsi Fisik Wilayah Penelitian
A. Klasifikasi Bentuklahan Daerah Penelitian
Bentuk lahan merupakan bentukan pada permukaan bumi sebagai hasil perubahan bentuk permukaan bumi oleh proses-proses geomorfologis yang beroperasi di permukaan bumi. Proses geomorfologi tersebut menyangkut semua perubahan fisik maupun kimia yang terjadi di permukaan bumi oleh tenaga geomorfologis.
Klasifikasi bentuklahan bertujuan menyederhanakan bentang lahan yang kompleks di permukaan bumi menjadi unit-unit sederhana (bentuklahan) yang mempunyai kesamaan dalam sifat dan perwatakannya. Berdasarkan teori di atas daerah penelitian dapat diklasifikasikan kedalam dua bentuklahan yaitu bentuklahan asal proses fluvial dan vulkanis. Bentuklahan asal proses fluvial tersebar sepanjang aliran sungai, sedangkan bentuklahan vulkanis tersebar pada perbukitan yang ada di sekitar daerah penelitian.
B. Kondisi Geologi
Berdasarkan peta Geologi Lembar Painan skala 1 : 250.000 diterbitkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi 1996, daerah penelitian terdiri dari tiga satuan batuan itu :
a. Qal (Aluvium)
Terdiri dari lanau pasir dan kerikil. Batuan ini menyebar sepanjang dataran rendah hasil endapan sungai dan endapan laut.
b. Tomp (batuan gunung api oligo-miosen)
Batuan gunung api terdiri dari lava, breksi, breksi tuf, tuf hablur, iqnimbrit, dan tuf sela. Kebanyakan bersusun andesitan dan dasitan. Tuf hablur mengandung banyak feldspar dan kuarsa dengan massa dasar serisit, mineral lempung dan gelas termasuk alkosa, servik bintumin, batu bara serpihan, batu pasir tufan, serpih tufan. Dalam formasi ini termasuk batuan sedimen berumur miosen awal tebalnya mencapai 700 m, di lembar painan dinamakan formasi painan.
c. Qou (batuan gunung api asam yang tak terpisahkan)
Batuan ini terdiri dari lava, tuf hablur dan kaca, tuf, breksi tuf, iqnimbrit dan obsidianyang asam sampai menengah. Obsidian terdapat di hulu sungai tebo, di bukit cermin. Batuan ini bersusunan dasitan.
C. Kondisi Geomorfologi
Daerah penelitian secara geomorfologis terdiri dari 2 bentuklahan yaitu bentuklahan asal proses fluvial dan bentuk lahan asal proses vulkanis.
 Bentuklahan Asal Proses Fluvial
Satuan bentuk lahan fluvial berasal dari air yang mengalir, disini terjadi proses pengikisan /erosi , transportasi, deposisi/ sedimentasi(diendapkan).
1. Erosi
Erosi oleh sungai adalah pelepasan secara progresif material dasar dan tebing sungai. Erosi sungai dapat berupa:
Hydraulic action
Proses pelompatan material bias berupa tabrakan sehingga material tersebut menjadi kecil, biasa juga pertemuan antara dua unsure terjadi perlepasan batuan dan aliran material sehingga dibawa oleh aliran sungai. Seperti kerikil, pasir dan lempung.
Korasi /Abrasi
Proses pelepasan secara mekanis material alur sungai (kekuatannya lebih lemah dari pada proses hidrolis).
Korasi
Proses pelapukan secara kimia akibat reaksi asam dan solusi, terutama terjadi pada batuan gamping.

2. Transportasi sedimen sungai
Trasportasi oleh sungai disebabkan oleh adanya kekuatan aliran sungai yang sering, dikenal dengan istilah kompetensi sungai yaitu kecepatan aliran tertentu yang mampu mengangkut sedimen dengan diameter tertentu. Besarnya sedimen yang terangkut tergantung pada:debit sungai, material sungai dankecepatan aliran-aliran.
3. Sedimentasi
Berupa :
o Dissolved load (muatan terlarut)
Dimana susah membedakan air dengan bahan sedimennya
o Suspended load(muatan melayang)
Ukurannya lebih besar dibandingkan muatan terlarut
o Bed load (muatan dasar)
Biasanya berupa pasir dan kerikil
Pada proses geomorfologi erosi vertikalnya sudah mengalami kerusakan berat hal ini terlihat dari dinding-dinding sungai yang runtuh maupun bekas runtuhan dinding sungai tersebut. Erosi Lateral pada sungai ini mengalami aktivitas / lokasi kerusakan sedang hal ini dibuktikan salah seorang dari kami berdiri ke arah tengah sungai tersebut kakinya dihantam oleh kerikil-kerikil kecil. Sedimentasi Fluvial daerah tersebut adalah :
1. Sedimentasi yang terjadi di bagian hulu di bagian pinggir sungai sedimentasinya sedang dan bagian tengah hulu sungainya juga sedang. Pada bagian tengah sungai tikungan meandernya ringan
2. Sedimentasi yang terjadi di bagian tengah-tengah sungai mengalami sedimentasi sedang, pinggir sungai dan tikungan meandernya ringan
Pada saat sungai banjir, maka hidrolic action dapat melepas dan mengangkut material sedimen dalam jumlah yang sangat besar, tidak hanya dari dasar sungai saja, akan tetapi juga mengerus material sepanjang tebing tanggul sungai. Akibatnya tanggul sungai mengalami kerusakan dan terjadilah slumping.
Bentuk lahan ini berhubungan dengan daerah-daerah penimbunan seperti lembah-lembah sungai besar dataran alluvial. Secara alami proses yang diakibatkan oleh kerja sungai terdiri atas 3 yaitu erosi, transportasi, dan penimbunan.
Menurut van sleen dalam karim (2008) kondisi alam dari sedimen fluviatil tergantung pada:
• Muatan sedimen pada tubuh perairan yang dikontrol oleh kecepatan aliran, gradient, dan pasok muatan sedimen.
• Luas dan kondisi alami daerah aliran sungai, termasuk di dalamnya geologi, iklim, relief, tanah.
• Air, meliputi kecepatan, kuantitas dan arah aliran air serta variasinya dari waktu ke waktu.
Bentuklahan asal proses fluvial terdiri dari satuan bentuklahan seperti:
• Daratan alluvial.
Daratan alluvial mempunyai topografi datar sebagai hasil pengendapan alluvium di kiri kanan sungai. Endapan ini terjadi akibat adanya luapan air sungai yang membawa sedimen disaat banjir.
• Dasar sungai (oxbow lake)
Dasar sungai yang dimaksud adalah dasar sungai yang sudah tidak aktif (sungai mati). Tidak aktifnya sungai mati itu akibatditinggalkanya alur sungai oleh aliran sungai dan pindh ke tempat lain.. perpidahan tersebut dapat berupa pemotongan alur sungai utama sehingga aliran sungai terhenti atau pindah ke alur lainya. Pemotongan alur sungai ini terjadi pada umumnya pada sungai yang telah mengalami meander maupun penyundetan sungai.
Sungai yang telah mengalami meandering tersebut akan membentuk semacam tapak kuda(oxbow) dan apabila telah terisi air dan menggenang disebut dengan danau tapat kuda.
• Rawa belakang.
Rawa beakang merupakan salah satu bentuk lahan yang mempunyai evaluasi sangat rendah sehingga dapat dikatan sebagai sepanjang tahun tergenang oleh air. Pada umumya dicirikan oleh adanya vegetasi air seperti: welingi, enceng gondok, tanaman bunga terompet serta vegetasi yang mengpung serta ang pada umumyadibelakang tanggul alam.
Kadang kala daerah yang selalu digenangi air tersebut relative jauh dar sungai akan tetapi ia merupakan daerah yang mempunyai elevasi yang paling rendah diantera system fluvial lainya dan memanjang sejajar aliran sungai yang masih aktif.
• Kipas Aluvial
Merupakan kipas atau kerucut rendah dari akumulasi gravel dan pasir terjadi pada mulut suatu jeram atau lembah pada suatu pegunungan yang berbatasan dengan dataran. Alur sungai dalam suatu kipas ditandai adanya system pendistribusi alur yang radial dan braided mulai dari kepala (apex) dengan lembah yang sempit dan dalam apex berangsur-angsur kebawah kipas tingkat braided sungainya bertambah besar.
• Crevasse-splays
Ketika terjadi banjir besar jumlah air dan sedimen yang melimpah ke daratan banjir sekitar sungai juga besar. Sebagian besar luapan terjadi pada bagian tangggul alam yang rendah (cekung).sehingga mampu membuat tanggul jebol. Dengan jebolnya tanggul tersebut maka aliran sedimen yang dalam jumlah tinggi keluar dan diendapkan di depan tanggul yang jebol tersebut. Pada umumnya pada bagian tanggul yang rawan jebol tersebut adalah pada bagian sungai yang membelok dengan tajam. Oleh karena itu pada umumnya endapan crevasse spalys diluar tanggul sungai bagian lengkungan luar. Pola alur sungai adalah disvergen dan terdapat ledokan yang dalam tepat didepan tanggul yang bobol karena proses pengerusan air.
• Tanggul alam
Merupakan akumulasi sedimen berupa igir/tanggul memanjang dan membatasi alur sungai. Tanggul alam mempunyai struktur berlapis karena terbentuk oleh seasri endapan sedimen pada saat banjir meluap melampaui tanggul sungai. Akibatnya kecepatan aliran yang menurun maka terjadilah pengendapan sedimen.
• Point Bar
Merupakan kenampakan morfologik yang sedang mengalami meanderingdan pada saat yang bersamaan pengendapan point bar merupakan proses sedimentasi yang dominan didalam alur sungai tersebut.secara keseluruhan tekstur dari material point bar tergantung pada keadaan sedimen yang terangkut pada saat banjir terjadi.
• Dataran Banjir (Floodplain)
Secara periodik bentuk lahan ini digenangi oleh banjir dengan luapan sungai didekatnya atau dari akumulasi aliran permukaan bebas maupn hujan local.topografi datar dengan elevasi yang rendah , selain itu letaknya juga dikiri kanan sungai, atau dekat dengan pantai sehingga akibat pengaruh pasang naik air laut maka daerah itu sangat mudah untuk terjadi genangan air. Apalagi datangnya pasang naik bersamaan dengan datangnya debit tinggi dari daerah buritan
Bentuk ini tersusun dari timbunan material lepas yang berasal dari sedimen yang terangkut sungai di dekatnya. Mempunyai topografi datar dan merupakan daerah yang sering tergenang banjir
• Cekungan Fluvial (Fluvial Flood Basin)
Cekungan fluvial merupakan bagian terendah dari dataran banjir sungai, ukuran dan bentuk cekungan fluvial biasanya memanjang dan sejajar dengan arah alur sungai.
• Teras alluvial
Teras adalah bentuk lahan yang dibatasi oleh dataran yang belereng curam disuatu sisi dan lereng disisi lain. Teras a;uvial terjadi pada endapan alluvium yang mengisi dasar lemah (agradasi)
• Delta.
Seperti halnya kipas alluvial, maka delta merupakan bentuk lahan yang berkaitan erat dengan kondisi daerah aliran sungai pemasok sedimen. Hanya perbedaannya adalah bahwa delta terletak dimuara sungai pada laut dangkal.
Apabila sungaimengalir masuk kelaut atau ketubuh perairan tenang seperti danau, maka akan terbentuk delta.

 Bentuklahan Asal Proses Vulkanis
Vulkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma naik ke permukaan bumi.
Bentuk lahan asal proses vulkanis didaerah penelitian terdiri darinsatuan bentuklahan perbukitan vulkanis, dataran kaki perbukitan vulkanis, lereng atas, lereng tengah, dan lereng kaki vulkanis.dengan penggunaan kebun dan ladangsedangkan pada perbukitan yang tinggi tertutup hutan semak belukar. Bentuk topograafi daerah ini bergelombang sampai curam dengan kemiringan 8%-65%.
Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentukan yang secara makro disebut bentukan vulkanik.
Bentuklahan asal proses vulkanik yang terdapat didaerah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Dataran alluvial vulkanik dengan kemiringan 0-8%
2. Lereng Kaki (foot slope) dengan kemiringan 8-15% ditandai dengan daerah yang landai
3. Lereng bawah (lower slope) dengan kemiringan 15-25% , umumnya ditandai dengan vegetasi pinus dan cemara.
4. Lereng Tengah (middle slope) dengan kemiringan 25-45%umumnya dengan vegetai yang bervariasi, didaerah ini banyak terdapat alur-alur bekas erosi
5. Lereng Atas (Upper slope) dengan kemiringan lebih dari 45% , ditandai dengan adanya tumbuhan lumut dan vegetasi yang bervariasi.
Bentuk lahan bentukan asal fulkanis ini lebih didasarkan pada material atau batuan penyusun berupa batuan fulkanis dengan berbagai jenisnya.
D. Geografi Tanah

a. Proses pembentukan Tanah
Proses pembentukan tanah dimulai dari proses pelapukan batuan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik dengan bahan mineral di permukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan proses lain yang dapat menghasilkan horizon-horizon tanah. Penampang tegak dari tanah menunjukkan susunan horizon tanah yang disebut profil tanah.
b. Komponen Utama Tanah
Komponen utama tanah merupakan unit-unit penyusun tanah yang menyusun tubuh tanah. Unit-unit penyusun tanah dianggap sebagai kerangka tanah yang terdiri dari bahan mineral, bahan organic, air, dan udara. Keempat bahan penyusun tanah tersebut saling terkait satusama lainnya dan berhubungan erat sekali, sehingga sukar dipisahkan antara satu sama lainnya.
Dari pengamatan secara visual diperoleh bahwa bahan mineral tanah terdiri atas pecahan batuan dan berbagai mineral dengan berbagai ukuran. Bahan organic tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan. Air dan udara merupakan komponen tanah yang mengisi pori-pori tanah. Secara ideal persentase komponen-komponen tersebut adalah :
­ Mineral 45%
Mineral merupakan unsure pokok dalam komposisi tanah yang memiliki definisi yang sangat berbeda. Mineral merupakan senyawa anorganik asli yang mempunyai susunan kimia yang tetap dan bentuk molekul tertentu dalam pola geometrik.
­ Bahan organic 5%
Bahan organic merupakan bahan penting dalam mendukung kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia, maupun biologi tanah. Sumber-sumber bahan organic tanah dapat dibedakan atas:
a) Sumber primer yaitu jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, bunga dan buah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkatb kelapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah.
b) Sumber sekunder yaitu binatang. Binatang terlebih dahulu menggunakan sumber bahan organic primer kemudian baru berfngsi sebagai penyumbang sumber bahan organic kedalam tanah .
Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan jaringan binatang. Pada umumnya jaringan binatang lebih cepat lapuk dari pada jaringan tumbuhan karena jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air. Fungsi dari bahan organic adalah
1. Kemampuan menahan air pada tanah meningkat
2. Membentuk warna tanah menjadi gelap
3. Merangsang pemantapan agregat tanah
4. Menurunkan plastisitas dan kohesi tanah
5. Meningkatkan daya serap tanah
6. Mendorong aktifitas mikro organisme tanah
­ Air 25%
Sebagian air yang dibutuhkan tumbuh-tumbuhan berasal dari tanahyang disebut air tanah.air ini harus tersedia pada saat tumbuh-tumbuhan memerlikannya.

Air tanah berfungsi untuk
1. Sebagai pelarut unsur hara dalam tanah
2. Membawa unsure hara ke permukaan unsure tanaman.
3. Mengangkut unsure hara yang telah diserap oleh akar keseluruh jaringan tanaman.
4. Mempengaruhi peoses pelapukan kimia dalam tanah
5. Mempermudah system pengolahan tanah
6. Mengendalikan perubahan suhu
7. Memperlambat pertumbuhan gulma
­ Udara 25%
Udara tanah berfungsi untuk:
1. Mendukung pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman
2. Untuk pernafasan akar
3. Mendukung penyerapan air dan unsure hara dari dalam tanah
4. Mendorong aktifitas jasad-jasad hidup dalam tanah
c. Sebaran jenis tanah
Sebaran tanah didaerah penelitian banyak dipengaruhi oleh kondisi fisiografis dan factor pembentukannya, yakni berupa bahan endapan aluvial dan vulkanis tua.
Penggolongan tanah di lapangan dapat dilakukan sebagai berikut :
 Golongan Entisol
Golongan entisol merupakan tanah tanpa horisol genetik alami dengan regolitnya masih tebal. Cirri imum dari tanah ini di lapangan adalah tidak ada perkembangan yang nyata dar profilnya.
 Golongan Inceptisol
Golongan inceptisol dapat jugadisebut tanah muda karena profilnya mempunyai horison yang pembentukannya agak cepat sebagai altersi bahan induk. Horisonnya tidak memperlihatkan hasil hancuran ekstrim.
 Golongan Ultisol
Golongan ultisol didaerah penelitian terdapat pada daerah fisiografis vulkanis dan meliputi tanah-tanah podsolit. Umumnya mempunyai horison argalit (liat) dengan kejenuhan basa lebih dari 35%. Dilapangan golongan ultisol terbentuk diatas permukaan tanah yang tua.

 Golongan Oksisol
Merupakn tanah yang telah mengalami hancuran paling lanjut. Tanah ini untuk pengelolaan nya diperlukan suatu pemupukan yang cukup berat karna tanah ini telah lama miskin akan hara.
 Golongan Histisol
Golongan ini umumnya terdapat didaerah rawa-rawa yang fisiografis alluvial seperti pada cekungan endapan pasir atau beting pantai.

d. Metode Pengambilan contoh tanah
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah dengan cara-cara tertentu. Disesuaikan gatra-gatra yang akan disidik secara lebih detail. Pengambilan contoh tanah ini dapat dilakukan dengan menggunakan tiga tekhnik data yaitu : pengambilan secara utuh, contoh tanah agregat utuh, dan contoh tanah biasa.

E. Hidrologi
Sumber air yang terdapat pada daerah yang kami teliti adalah air sungai dengan kedalaman airnya ≥ 60cm,warnanya bening hal ini dapat dibuktikan dengan terlihatnya bagian dari dasar sungai, air sungai nya tidak memiliki rasa dan juga tidak memiliki bau,temperature air sungainya adalah dibawah suhu udara, air sungai ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan MCK, Mandi, irigasi dan lain-lain





2.2 Hasil Observasi
2.2.1 Angket
a. Bentuk lahan asal proses fluvial
No Bentangan alam Bidang kajian Sub Bidang Kajian Satuan Bentuk lahan Kondisi Lahan
utuh Mulai rusak Hancur
Geomorfologi Bentuk lahan Dataran aluvial
Dataran banjir
Point bar
Creaves Splays
Tanggul alam
Teras sungai
Oxbow lake
Rawa belakang
Dasar sungai
Delta
Channel bar
Abanden river
Proses geomorfologi Aktivitas/lokasi Berat Sedang Ringan
Erosi Erosi vertical
Erosi lateral
Sedimentasi
1. Bagian hulu Pinggir sungai
Tengah sungai
2. Bagian tengah Tengah sungai
Pinggir sungai
Tikungan meander
Bentuk/tipe penampang (gambarkan)
Relief datar landai Berge-lom-bang curam Sangat curam Terjal
Geologi/ batuan Materi penyusun Keke-rasan (HD) warna tekstur Bela-han Bentuk kristal Struk-tur
Satuan Litologi
Tmo (sedimen)












Tgr
intrusi Anggota atas formasi ombilin
Batu gamping pasir berwarna coklat kekuning-kuningan, abu-abu semi hijau/ sampai biru, batu pasir vulkan, berwarna abu-abu semu biru sampai hijau, batu pasir kwarsa, batu lempung napalan abu-abu muda dan lapisan-lapisan batubara dan juga konglongmerat dengan komponen andesitan
Granit berwarna abu-abu muda sampai abu-abu kehijauan dengan bintik-bintik hijau susunannya bekisar antara granit biotit sampai granit biasa
Singkapan batuan lokasi jenis batuan Tidak ada <2% permukaan tanah tertutup Sedang 15-50% volume tanah Banyak 50-90% volume tanah Sangat banyak >90% permukaan tertutup
Tepi sungai
Tengah sungai
Kaki perbukitan
Perbukitan
Lereng tengah
Sebaran bahan kasar
Kerikil diameter 2mm-7,5cm
Batuan kecil diameter 7,5-2,5cm
Batuan lepas diameter 25-40cm Tidak ada <0,01% luas area Sedikit 0,01-3% luas area Sedang 3-15% luas area Banyak >15% luas area

tanah Horizontal / lapisan struktur drainase warna tekstur Keteba-lan Je-nis tanah Ph
Atas
tengah
bawah
Hidro-logi Sumber air Kedala-man warna rasa bau temp Diguna-kan
Air permukaan
Air tanah bebas
Air sungai
Mata air
rembesan
vegerasi Jenis vegetasi/land use Kerapa-tan vegetasi Periode tanam Vegetasi perma-nen Vegetasi semusim
Kebun
Tegalan
Sawah
Semak
Hutan

b. Bentuk lahan asal proses vulkanik
No Bentangan alam Bidang kajian Sub Bidang Kajian Satuan Bentuk lahan Kondisi Lahan
Utuh Mulai rusak Hancur
vulkanis Geomorfologi Bentuk lahan Pegunumgan vulkanik
Perbukitan vulkanis
Dataran vulkanis
Lereng kaki vulkanis
Dataran kaki vulkanis
Proses geomorfologi Bentuk proses Berat Sedang Ringan
Pelapukan Mekanis
Chemis
Organis

Massmovement Creep
Mudflow
Debrislide
Debrisfall
Rockslide
Rockfall
Slump
rollingstone
Erosi Splash erotion
Sheet erotion
Rill erotion
Gully erotion
Agradasi/degradasi
Bentuk/tipe penampang Lukisan
Relief datar landai Berge-lom-bang curam Sangat curam Terjal
Geologi/ batuan Materi penyusun Keke-rasan (HD) warna Teks-tur komposisi Ben-tuk Struk-tur
Satuan Litologi
Tmo (sedimen)












Tgr
intrusi Anggota atas formasi ombilin
Batu gamping pasir berwarna coklat kekuning-kuningan, abu-abu semi hijau/ sampai biru, batu pasir vulkan, berwarna abu-abu semu biru sampai hijau, batu pasir kwarsa, batu lempung napalan abu-abu muda dan lapisan-lapisan batubara dan juga konglongmerat dengan komponen andesitan
Granit berwarna abu-abu muda sampai abu-abu kehijauan dengan bintik-bintik hijau susunannya bekisar antara granit biotit sampai granit biasa
Singkapan batuan lokasi Tidak ada <2% permukaan tanah tertutup Sedang 15-50% volume tanah Banyak 50-90% volume tanah Sangat banyak >90% permukaan tertutup
Pegunungan vulkanik
Puncak perbukitan vulkanik
Lereng tengah perbukitan
Lereng perbukitan vulkanik
Dataran kaki vulkanik
Sebaran bahan kasar Tidak ada <2% permukaan tanah tertuup Sedikit 2-15% volume tanah Sedang 15-50% volume tanah Banyak 50-90% volume tanah Sangat banyak >90% permukaan tanah tertutup
Kerikil diameter 2mm-7,5cm
Batuan kecil diameter 7,5-2,5cm
Batuan lepas diameter 25-40cm Tidak ada <0,01% luas area Sedikit 0,01-3% luas area Sedang 3-15% luas area Banyak >15% luas area

tanah Horizontal / lapisan struktur drainase War-na tekstur Keteba-lan Je-nis tanah Ph
atas
tengah
bawah
Hidro-logi Sumber air Kedala-man warna rasa bau temp Keke-ruhan
tdk kr skr
Air permukaan
Air tanah bebas
Air sungai
Mata air

vegetasi Jenis vegetasi/land use Kerapa-tan vegetasi Periode tanam Vegeta-si perma-nen Vegetasi semusim
Kebun
Tegalan
Sawah
Semak
Hutan


No Bentangan alam Bidang kajian Sub Bidang Kajian Satuan Bentuk lahan Kondisi Lahan
Utuh Mulai rusak Hancur
vulkanis Geomorfologi Bentuk lahan Pegunumgan vulkanik
Perbukitan vulkanis
Dataran vulkanis
Lereng kaki vulkanis
Dataran kaki vulkanis
Proses geomorfologi Bentuk proses Berat Sedang Ringan
Pelapukan Mekanis
Chemis
Organis

Massmovement Creep
Mudflow
Debrislide
Debrisfall
Rockslide
Rockfall
Slump
rollingstone
Erosi Splash erotion
Sheet erotion
Rill erotion
Gully erotion
Agradasi/degradasi
Bentuk/tipe penampang Lukisan
Relief datar landai Berge-lom-bang curam Sangat curam Terjal
Geologi/ batuan Materi penyusun Keke-rasan (HD) warna Teks-tur komposisi Ben-tuk Struk-tur
Satuan Litologi
Tmo (sedimen)












Tgr
intrusi Anggota atas formasi ombilin
Batu gamping pasir berwarna coklat kekuning-kuningan, abu-abu semi hijau/ sampai biru, batu pasir vulkan, berwarna abu-abu semu biru sampai hijau, batu pasir kwarsa, batu lempung napalan abu-abu muda dan lapisan-lapisan batubara dan juga konglongmerat dengan komponen andesitan
Granit berwarna abu-abu muda sampai abu-abu kehijauan dengan bintik-bintik hijau susunannya bekisar antara granit biotit sampai granit biasa
Singkapan batuan lokasi Tidak ada <2% permukaan tanah tertutup Sedang 15-50% volume tanah Banyak 50-90% volume tanah Sangat banyak >90% permukaan tertutup
Pegunungan vulkanik
Puncak perbukitan vulkanik
Lereng tengah perbukitan
Lereng perbukitan vulkanik
Dataran kaki vulkanik
Sebaran bahan kasar Tidak ada <2% permukaan tanah tertuup Sedikit 2-15% volume tanah Sedang 15-50% volume tanah Banyak 50-90% volume tanah Sangat banyak >90% permukaan tanah tertutup
Kerikil diameter 2mm-7,5cm
Batuan kecil diameter 7,5-2,5cm
Batuan lepas diameter 25-40cm Tidak ada <0,01% luas area Sedikit 0,01-3% luas area Sedang 3-15% luas area Banyak >15% luas area

tanah Horizontal / lapisan struktur drainase War-na tekstur Keteba-lan Je-nis tanah Ph
atas
tengah
bawah
Hidro-logi Sumber air Kedala-man warna rasa bau temp Keke-ruhan
tdk kr skr
Air permukaan
Air tanah bebas
Air sungai
Mata air

vegetasi Jenis vegetasi/land use Kerapa-tan vegetasi Periode tanam Vegeta-si perma-nen Vegetasi semusim
Kebun
Tegalan
Sawah
Semak
Hutan








2.2.2 Penjelasan angket
Hasil observasi fisik yang dilakukan di kampung koto baru ini terdapat dua bentuk lahan yaitu bentuk lahan asal proses fluvial dan bentuk lahan asal proses vulkanik.
1) Bentuk Lahan Asal Proses Fluvial
Bentuk lahan asal proses fluvial adalah bentuk lahan yang disebabkan oleh proses air yang mengalir sehingga terjadi proses pengikisan atau erosi. Pada observasi bentuk lahan asal proses fluvial ini berlokasi di aliran sungai batang kambang, aliran sungai ini termasuk pada satuan bentuk lahan dataran banjir. Satuan bentuk lahan dataran banjir adalah daerah di sisi sungai yang mungkin terendam pada waktu air tinggi. Dataran banjir terutama terbentuk dari hasil endapan sedimen di alur sungai dan pengendapan sedimen halus di daerah genangan pada waktu banjir, serta bahan-bahan organik yang dapat terkumpul (oxbow lake). Endapan sedimen di dalam alur beserta tanggul-tanggul alam pada tepi sungai dapat menimbulkan suatu situasi dimana aliran sungai lebih tinggi daripada dataran banjirnya. kondisi ini sering terjadi pada sungai-sungai yang mengalir melintasi dasar dataran aluvial. Kemiringan melintang dari dataran banjir biasanya cukup kecil, sehingga sering kali sulit untuk mengetahui adanya tanggul alam melalui pengamatan visual.
Di lokasi pengamatan ini, kondisi lahan dataran banjirnya masih sangat utuh, sedangkan kondisi tangul alamnya sudah mulai rusak. Daerah ini telah mengalami erosi lateral yang ringan. erosi lateral merupakan erosi yang mengakibatkan pelebaran sungai. Sedimentasi pada bagian tengah sungai terdapat tikungan meander dengan aktivitas yang berat. Tingkungan meander adalah tingkungan sungai yang berkelok-kelok bagian tengah sungai beraktivitas sedang.
Relief sungai yang diamati yaitu berupa relief landai yang agak dalam di bagian tengah sungai,namun perbedaan relief landai antara pinggir dan tengah sungai tidak jauh berbeda dengan kata lain hampir sama.
Pada daerah yang di amati singkapan batuan yang berlokasi di tepi sungai < 2% permukaan tanah hampir tidak tertutup oleh berbagai jenis batuan. Sebaran bahan kasar baik berupa kerikil berdiameter 2 mm - 7,5 cm, batuan kecil berdiameter 7,5 – 25 cm maupun batuan lepas, berdiameter 25 – 40 cm hampir tidak tidak ada yaitu < 2% terdapat di permukaan tanah sehingga permukaan tanah tidak tertutupi.
Pada horizontal atau lapisan tanah dibagian atas memiliki stuktur tanah yang berupa remah dengan keadaan drainasenya masih bagus. Tanah bagian atas memiliki warna kuning pucat agak kecoklatan, dengan tekstur kasar.
Kedalaman air sungai yang di amati mencapai lebih kecil dari sama dengan 1 m dengan warna air kuning kehijauan, rasa sunagi ini pun tawar dengan bau yang agak anyer namun tetap digunakan oleh penduduk sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Jenis vegetasi yang ada di sekitar sungai hanya semak belukar dan keladi-keladi
2) Bentuk Lahan Asal Proses Vulkanis
Bentuk lahan asal proses vulkanik adalah suatu bentuk lahan yang disebabkan oleh aktivitas gunung api atau magma. Bentuk lahan bentukan asal vulkanis ini lebih didasarkan pada material atau batuan penyusun berupa batuan vulkanis dengan berbagai jenisnya.Pengamatan bentuk lahan asal proses vulkanik ini berlokasi di kmpung koto baru tepatnya 140’16” LS dan 18046’25” BT. Kondisi lahan di lereng kaki vulkanis saat ini sudah mulai rusak karena telah banyak titik-titik lokasi yang telah mengalami pelapukan secara besar-besaran sehingga tanah mulai digerus oleh erosi. Pelapukan dilokasi ini terjadi atas dua proses yaitu proses mekanis yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan proses organis yang disebabkan oleh aktivitas vegetasi. Pergerakan massa yang ringan disebut juga massa movement mengalami proses rayapan atau creep dengan pola rayapan yang ringan. Di lokasi ini telah mengalami erosi dengan jenis sheet erosion atau erosi lembah berpola sedang.
Relief dilokasi ini berupa relief bergelombang. Batuan yang terdapat di lokasi ini memiliki kekerasan yang sangat kecil (lapuk). Batuannya berwarna coklat dan tekstur tanahnya berupa lempung berdebu. Tanah di lokasi ini 90% berupa liat atau lempung dan 10% berupa debu dengan bentuk dalam sruktur yabg bergumpal. Lereng perbukitan vulkanisnya memiliki singkapan batuan yang sangat banyak, yaitu lebih dari 90% sehingga permukaan tanahnya sudah tertutup sebaran bahan kasar di daerah ini baik berupa kerikil berdiameter 2 mm – 7,5 cm maupun batuan kecil berdiameter 7,5 -25 cm tidak sampai / kurang dari 2% permukaan tanahnya tertutup sedangkan batuan lepas berdiameter 25 – 40 cm lebih sedikit lagi yaitu tidak sampai atau < 0.01% luas area. Kemudian, dan pengamatan yang dilakukan terdapat vegetasi dengan jenis kebun (campuran).

















BAB III
KESIMPULAN

1. Di daerah kampong Koto Baru terdapat 2 jenis bentukan asal proses lahan yaitu bentukan lahan asal proses vulkanik dan bentukan lahan asal proses fluvial.
2. Bentuk lahan asal proses vulkanik adalah bentukan lahan yang diakibatkan oleh aktivitas gunung api atau magma.
3. Bentuk lahan asal proses fluvial adalah bentukan lahan yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas sungai.
4. Satuan Bentuk lahan yang terdapat pada bentuk lahan asal proses fluvial adalah dataran bajir, dataran alluvial, Point bar, Creaves Splays, Tanggul alam, Teras sungai, Oxbow lake, Rawa belakang, Dasar sungai, Delta, Channel bar dan Abanden river.
5. Satuan bentuk lahan yang terdapat pada bentuk lahan asal proses vulkanik adalah Dataran kaki vulkanis, Lereng kaki vulkanis, Dataran vulkanis, Perbukitan vulkanis dan Pegunumgan vulkanik.


DAFTAR PUSTAKA

Panitia KKL. 2010. Angket Observasi Fisik di Kampung Koto Baru Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Padang
Hermon, Dedi, dan Khairani. 2009. Geografi Tanah. Yayasan Jihadul Khair Center . Padang
Karim, Sutarman.2009. Geomorfologi Indonesia. UNP Press. Padang