Cari Blog Ini

Minggu, 27 Juni 2010

bedah buku geografi tanah

Bedah Buku Geografi Tanah

Identitas buku:
- Judul Buku : Geografi Tanah
Suatu Tinjauan Teoritis, Metodologis, dan Aplikasi Proposal Penelitian
- Judul sub-bab : 3.2. Proses-Proses Pembentukan Tanah
- Penulis : - Dr. Dedi Hermon M.P
- Dr. Khairani, M.Pd
- Penerbit : Yayasan Jihadul Khair Center
- Cetakan ke- : 1 (satu)
- Tahun Terbit : 2009

Ringkasan:
3.2. Proses-Proses Pembentukan Tanah
Pelapukan merupakan penghancuran fisika dan kimia dari batu-batuan yang sudah berjalan sebelum proses pembentukan tanah berlangsung sampai tidak ada lagi bahan-bahan untuk dilapuk yang terjadi baik dibawah solum maupun didalam solum.
3.2.1. Dekomposisi
Dekomposisi atau pelapukan kimia berlangsung dalam kondisi tanah cukup air. Dekomposisi akan menyebabkan perubahan sebagian atan seluruh mineral menjadi mineral baru.
Dekomposisi oleh tumbuh-tumbuhan, didaerah perakaran proses pelapukan berlangsung cepat, hal ini disebabkan oleh adanya sexret akan bersifat masam.
Dekomposisi oleh mikroorganisme, metabolisme dari mikroorganisme menghasilkan karbondioksida, asam anorganik, dan asam organik. Mikroorganisme juga dapat mengadakan dekomposisi silikat, fosfat dan karbonat secara langsung.
Dekomposisi oleh hewan, sisa-sisa vertebrata akan menghasilkan karbondioksida, nitrat dan senyawa yang dapat mempercepat proses dekomposisi. Sehingga, terutama semut dan rayap mengangkut bahan organik kedalam tanah yang telah terbentuk dengan membuat liang-liang yang dapat meresapkan air dan udara kedalam tanah, sehingga akan mendukung proses dekomposisi. Cacing berfungsi untuk memisahkan butir-butir tanah yang halus dari bagian kasar dan mencampurkan dengan bahan organik tanah.
Dekomposisi Geokemik,
1) Oksidasi, merupakan berkurangnya elektron atau muatan negatif yang terjadi akibat perubahan oksigen kedalam tanah. Oksidasi selalu diikuti dengan penambahan volume, sehingga akan mempertinggi kepekaan bahan terhadap pelapukan lanjutanreaksi oksidasi di satu pihak danreduksi dipihak lain. Akibatnya menyebabkan warna tanah menjadi merah atau ditemukan bercak-bercak merah dalam tanah.
2) Reduksi, terjadi pada daerah atau tanh-tanah yang tergenang air atau pada tanah-tanah dengan tata udara yang buruk, persediaan oksigen rendah sedangkan kebutuhan organisme akan oksigen cukup tinggi.
3) Hidratasi, mineral yang terendam air. Akibat dari proses ini, mineral akan lunak dan larutnya makin tinggi, sehingga akan memperbesar kepekaan bahan induk terhadap proses pelapukan,
4) Hidrolisis, merupakan disosiasi molekul H2O menjadi H+ dan OH- sehingga akan menimbulkan reaksi asam (H+) atau basa (OH-) yang terjadi akibat kandungan air yang cukup dalam tanah
Dekomposisi hidrolisis selama beberapa penggantian ion alkali atau alkali tanah dalam lapisan kisi mineral oleh ion H+, sehingga akan menghasilkan pembentukan asam-alumino-silikat atau asam ferosilikat dan bebasnya hidroksida-alkali tanah. Hasil imum hidrolisis adalah desilifikasi, dealkalisasi, dan pembentukan senyawa baru.
Dekomposisi podemik, proses dekomposisi yang terjadi di dalam tubuh tanah adalah umumnya proses redox (reduksi-oksidasi) yang berlangsung secara bersamaan atau berganti-ganti.
3.2.2. Desintegrasi
Desintegrasi atau pelapukan fisika dapat disebabkan oleh pengaruh temperatur, air, dingin, cuaca, dan glacier. Desintegrasi adalah proses mekanik, dimana batuan-batuan massif (tidak lepas) pecah menjadi fragmen-fragmen yang berukuran kecil tanpa adanya perubahan sifat kimia.
Desintegrasi akibat temperatur, batuan tersusun atas berbagai mineral yang mempunyai koefisien expasi dan kontraksi berlainan, maka fluktuasi temperatur menyebabkan pecahnya batuan menjadi butir-butir mineral tunggal. Isolasi dari matahari akan menyebabkan terjadinya fluktuasi temperatur pada siang hari dan malam hari.
Desintegrasi akibat air, makin cepat air mengalir makin besar pula daya angkutnya, sadengkan makin miring permukaan tanah makin cepat air mengalir sehingga menibulkan proses pengikisan pada batuan.
Desintegrasi akibat aingin, angin dalam kecepatan besarmampu mengangkut batuan dan selanjutnya bahan yang diangkutnya sanggup pula mengikis dan memecahkan batuan. Proses desintegrasi ini merupakan akibat perbedaan temperatur, maka proses ini banyak terjadi didaerah kering (gurun pasir).
Desintegrasi akibat cuaca yang membekukan, terjadi bila temperatur mencapai titik beku sedangkan batuan juga mengandung air, sehingga terjadi proses pembekuan air dalam batuan. Syarat utama terjadinya desintegrasi ini adalah adanya retakan-retakan dalam batuan yang dapat mengabsorbsi air.
Desintegrasi oleh makhluk hidup, pertumbuhan akar akan mengadakan tekanan yang kuat, sehingga dapat memecahkan batuan yang disusupi oleh akar tersebut diikuti oleh proses dekomposisiakibat keluarnya excret-excret tertentu dari akar, umumnya terjadi di daerah tropika basah , disebut dengan altemsi.

Kelebihan buku:
1. Setiap penjelasan yang diberikan diperjelas dengan contoh.
2. Penjelasan dilengkapi dengan skema pelapukan bahan.
3. Bahasa yang digunakan ringkas dan langsung pada pokok penjelasan.
Kelemahan buku:
1. Hanya menguraikan pelapukan secara umum.
2. Tidak menjelaskan kelanjutan proses pembentukan tanah setelah pelapukan.

Buku Pembanding

- Judul buku : Ilmu Tanah
- Penulis : Prof. Dr. Ir. H Sarwono Hardjowigeno M.Sc
- Penerbit : CV Akademika Pressindo
- Tahun terbit : 2005
- Cetakan ke- : 5 (lima)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GIVE COMENT... OK...!!!